Saat ini aku sedang membuat kata-kata pengantar untuk Teen Eagle edisi bulan Juni 2014. Tema yang diangkat oleh edisi ini adalah "Siapakah yang Harus Kudengarkan?" Merenungkan apa yang harus kutulis, pikiranku melayang kembali kepada nasehat-nasehat yang pernah kuterima dari teman-temanku saat aku sedang mengandung Joey. "Kamu harus mulai menjauhkan Roy dari dirimu. Mulai suruh dia tidur sendiri. Jangan apa-apa sama kamu. Nanti waktu bayimu lahir, repotmu akan dua kali lipat," kata mereka. Well, memiliki anak kedua adalah hal yang baru saat itu. Karena nasehat-nasehat itu kudapat dari temanku yang sudah mempunyai anak kedua, kuanggap nasehat itu baik adanya. Mulailah aku memasang strategi. Aku mulai menjauhkan Roy, menyuruhnya melakukan apa-apa sendiri, dan mulai menahan diri dari peluk-peluk dan cium-cium yang berlebihan untuknya. Aku tidak ingat apakah aku sempat melakukannya untuk waktu yang lebih lama dari satu minggu. Mungkin saja. Namun yang kuingat, Roy tidak protes.
Usia kandungan yang mulai masuk ke trimester kedua membuatku harus 'menghadap' dokter kandungan. Karena ISOT (IGSL now) memiliki kerjasama dengan St. Luke Hospital, aku dan suamiku pergi ke sana. Bersama Roy, tentu saja. Setelah cek ini dan itu, menasehati ini dan itu, sang doktora (panggilan dokter perempuan di Filipina) mengatakan kepadaku, "Ibu harus berhati-hati dengan anak ibu yang pertama. Anak kucing tahu ketika ibunya mengandung lagi. Apalagi anak ibu. Jangan sampai dia menganggap anak kedua adalah saingannya. Jangan sampai dia merasa bahwa ibu menyingkirkannya karena sudah ada anak lagi. Dia harus merasa bahwa adiknya adalah hadiah baginya. Buat dia lebih dekat dengan ibu daripada biasanya. Buat dia merasa lebih disayang dari biasanya. Kalau tidak, dia bisa cemburu dan sesudah adiknya lahir, dia bisa melukai adiknya."
Betapa aku bersyukur sampai saat ini akan nasehat itu. Aku berhenti menjauhkan diri dan mulai lebih menunjukkan rasa sayang ke Roy, lebih banyak peluk-peluk dan cium-cium, lebih banyak cerita-cerita dan tertawa dengan dia. Dan kalau kuingat, anak pertama salah satu
teman yang memberiku nasehat itu menarik jatuh adiknya yang baru
berumur sebulan dari tempat tidur. Well, ternyata... Sedangkan Roy, dia tidak pernah sekalipun menunjukkan tindakan atau gelagat cemburu. Sejak adiknya lahir, dia selalu menjagai dan membantu Joey, bahkan sampai saat ini walau tentu saja mereka pernah bertengkar selayaknya kakak dan adik.
Aku pernah membaca sekilas tentang saudara kandung dan kecemburuan anak yang lahir terlebih dahulu ini. Salah satu penulis mengatakan bahwa kehadiran anak kedua bagi anak sulung bisa diumpamakan seperti seorang madu bagi istri pertama. Karena itu kita enggak bisa sembarangan mengalihkan perhatian kepada anak kedua di saat ada anak pertama. Hal ini berlaku juga setelah kelahiran.
Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang berkenan kepada-Nya. Siapa yang mengira dari mulut dokter kandungan keluar nasehat tentang parenting? Kusaksikan langkah hidupku yang ditentukan oleh-Nya, bukan oleh kekuatan manusia semata.Ada tangan yang menopang langkahku, mengarahkan, dan membawaku ke tempat-tempat yang 'berumput hijau.'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar