Senin, 17 Februari 2014

Creepy Crawlies

Warning. 
Enggak semua menyukai hal ini. Kebanyakan perempuan. Dan beberapa laki-laki. Yang terakhir? Mengherankan.

This is how Roy came to love them.

Sewaktu dulu tinggal di ISOT (sekarang IGSL), Roy punya teman yang suka sekali dengan binatang. Dia adalah Arga (I won't forget you, boy). Putra satu-satunya dari pak Stevanus. (Ah, how I miss his family!)
Karena banyaknya rumput yang tinggi, belalangpun banyak. Roy diajaknya menangkap belalang. Setiap kali dia bertemu, digandengnya Roy, dan diajaknya menangkap belalang. Terkadang dia pulang dengan plastik dengan beberapa belalang di dalamnya. Sejak itu Roy suka. Dan karena dia suka dengan yang namanya hewan-hewan kecil itu, Joey pun suka. Thank's Arga, you opened his eyes to see how wonderful this world is!
(Aku masih ingat betapa inginnya kamu punya burung kecil milik bu Boedhy itu, dik. Yang akhirnya kau dapatkan walau hari sudah malam)

Ada beberapa orang yang memandang anak-anakku dengan rasa jijik ketika mereka menangkap cicak, serangga, atau binatang yang merayap lainnya. Aku sih senyum-senyum aja.
Who am I to control what's in their mind?
Yang penting apa yang mereka lakukan bukanlah dosa.

Justru aku bangga dengan mereka.
Di saat anak-anak yang lainnya lari ketakutan (anak lelaki juga!), mereka datang menghampiri. Dengan tangan mereka yang masih mungil, mereka lincah menangkap apapun itu yang menyebabkan teman-teman mereka berteriak-teriak. Sekali lagi, aku bangga.

Aku bangga sewaktu mereka menceritakan bagaimana laba-laba membuat jaring. Mereka mengamati dari dekat juga bagaimana cara laba-laba memangsa makanannya. Bukan apa kata buku, tapi karena mereka melihat dan akhirnya tahu.

Aku bangga waktu mereka mengambil larva lalat dari makanan yang sengaja ditinggalkan membusuk. "Lucu," kata mereka.

Aku bangga sewaktu mereka tahu berbagai jenis hewan dan bagaimana sifat-sifat binatang itu.

Aku bangga karena aku tidak mengekang keingintahuan mereka akan dunia yang Tuhan ciptakan ini. Aku bahkan memanggil mereka ketika ada katak albino yang bersembunyi di antara dedaunan. Juga ketika ada semut hijau bersayap berbaris di depanku. Atau ketika ada anak belalang sembah yang tak lebih besar dari semut hitam di antara tanamanku. Bagaimanapun, bintang-binatang itu menceritakan kehebatan Tuhan. Apa hakku menghentikan anak-anakku dari mengagumi Dia?

Justru aku mendorong mereka untuk melakukannya. Daripada di rumah dan main tablet, aku lebih suka anakku menggali tanah dan menemukan katak yang sedang bersembunyi (yang walaupun diletakkan di mangkukku dan membuatku rasanya kena serangan jantung). Atau anak-anak tikus yang baru saja dilahirkan (yang membuatku merinding dari ujung kepala sampai ujung kaki). Atau semut-semut yang sedang kebingungan dengan telur-telur yang baru saja ditetaskan oleh ratu mereka (yang membuatku terharu).

Ada kalanya aku ingin menghentikan mereka. Tampak aneh sendiri, sih! Tapi, bahkan Salomo pun berjongkok dan mengamati para semut. Juga berjalan di antara tanaman dan mengamati belalang. Bukankah salah satu cara memperoleh hikmat adalah melalui mereka-mereka ini?

Suatu kali, kami memelihara 4 anak ayam. Roy cinta sekali pada ayam-ayam ini. Setiap kali Roy bersuara, si ayam jantan datang. Kalau Roy mulai berlari, si ayam jantan mengejar. Duh, kaya anjing aja.
Mereka dirawatnya dan dibesarkannya. Dengan bantuan teman-temanku, Roy tahu banyak hal tentang ayam. Dipeliharanya mereka, sampai bertelur dan menetas. Wah, siklus kehidupan ayam sudah dikenalnya. Kamipun merelakan ayam-ayam itu pergi, walau dengan air mata di mata Roy. Tapi, dia sudah mengenal apa arti mengasihi... tak sia-sia rasanya menahan bau ayam selama kurang lebih 6 bulan.

Joey memelihara ikan. Tak sengaja mendapatkan aquarium. Gara-gara Debby, niiih! Aku keluarkan 150 rb untuk semuanya. ( :P ). Saking senangnya, si ikan endud mati kena elusan Joey. (Sorry, Bi). But he learned the lesson well. Jenis ikan baru masuk ke aquarium. Setiap kali kotor, Joey bongkar dan sikat. Saringan yang penuh dengan bau-bauan itu juga dibersihkannya. Detail sekali. Teliti sekali. Rajin sekali. Enggak pernah dia lupa kasi makan ikan dua kali sehari. Aku mengenal sudut lain dari anakku yang belum pernah aku tahu sebelumnya. Ternyata dia care dan enggak secuek yang kukira. Tak disangka, suatu hari ada ikan-ikan kecil yang jumlahnya kurang lebih 30 bermunculan di dasar aquarium. Ikannya bertelur dan sudah menetas! Tapi karena enggak tahu cara merawatnya, yang sisa tinggal dua. Kini, jenis ikan baru kami pelihara. Kerajinan Joey tak berkurang. Senang rasanya.

Kami juga sempat memelihara kecebong, satu aquarium jumlahnya. Kami dapat telur-telurnya waktu ke kebun teh. Tak bisa dihitung. Yah, kalo mo dihitung satu-satu sih, bisa. Tapi, itu memang banyak sekali. Joey enggak percaya kalo itu adalah anak katak. Setelah bener-bener jadi katak, dia baru percaya.  Nah, ada gunanya, bukan? Selain untuk memenuhi keingintahuan anak, pelajaran di sekolah jadi mudah.

Dunia ini penuh dengan hewan-hewan, baik yang "mengerikan" maupun yang mengagumkan. Pencipta mereka semua adalah Tuhan. Tak ada yang lain. Berjuta-juta jumlahnya. Bermacam-macam jenisnya. Beragam sifat dan keunikannya. Dan setiap mereka berseru kepada anak-anakku, "Betapa Tuhan itu luar biasa! Ayo, pujilah Dia!"

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar